Skip to content
Home » Metode Vertical Farming, Inovasi Terbaru dalam Pertanian Modern

Metode Vertical Farming, Inovasi Terbaru dalam Pertanian Modern

Metode vertical farming merupakan langkah inovatif di bidang pertanian modern, yang berhasil mengubah cara masyarakat dalam bercocok tanam. Metode ini melibatkan proses menanam sejumlah tanaman dalam lapisan vertikal. Sebut saja tumpukan atau rak, yang tentunya berbeda dengan lahan horizontal di metode tradisional.

Metode Vertical Farming
Pixabay.com

Mengenal Tentang Metode Vertical Farming

Vertical farming atau sistem pertanian vertikal adalah proses penanaman sejumlah benih dalam lapisan vertikal maupun tumpukan. Biasanya proses penanaman ini terjadi dalam lingkungan terkendali seperti ruang tertutup atau rumah kaca. Tujuannya untuk memungkinkan penanaman lebih banyak benih, meski dalam ruang yang relatif kecil.

Teknologi modern seperti lampu LED khusus, irigasi canggih, dan kendali lingkungan terkini turut diaplikasikan. Sehingga semakin memudahkan tanaman tumbuh secara efisien dalam ruang terbatas. Selain itu, konsep ini memungkinkan pertumbuhan sepanjang tahun tanpa tergantung pada musim maupun kondisi cuaca.

Keuntungan Vertical Farming

Pada beberapa percobaan, metode vertical farming terbukti lebih menguntungkan daripada sistem pertanian tradisional. Adapun sejumlah keuntungan dari metode satu ini meliputi:

  • Dengan menggunakan ruang secara vertikal, lahan sempit kini bukan lagi halangan untuk menghasilkan tanaman pangan di pekarangan rumah.
  • Meski berada di lingkup terbatas, hasil pertanian bisa lebih banyak daripada tanaman yang langsung kita tanam di tanah.
  • Vertical farming memungkinkan penggunaan air dan pupuk semakin terkendali. Hal ini turut membantu meminimalisir pencemaran limbah serta dampak negatif terhadap lingkungan.
  • Metode vertical farming dapat membantu mengurangi ketergantungan pada impor. Sekaligus menghadapi perubahan iklim yang lebih mudah mempengaruhi pertanian tradisional.
  • Kehadiran pertanian di sekitar pekarangan maupun lingkup kota, akan mengurangi jarak tempuh makanan dari ladang ke meja. Sehingga membantu meminimalisir emisi karbon.

Kekurangan Vertical Farming

Sama seperti sistem pertanian pada umumnya, vertical farming juga memiliki sejumlah hambatan yang menjadi kendala dalam melakukan penanaman. Beberapa kekurangan dari vertical farming antara lain:

  • Teknologi yang vertical farming perlukan masih mahal, sehingga investasi awal bisa menjadi kendala.
  • Pengelolaan pertanian vertikal membutuhkan pemahaman yang mendalam. Terutama hal-hal yang berkaitan dengan teknologi serta praktik pertanian modern.
  • Pencahayaan dan kontrol lingkungan penunjang pertumbuhan tanaman memerlukan konsumsi energi yang cukup tinggi.
  • Tidak semua jenis tanaman cocok untuk metode vertical farming. Pasalnya, beberapa tanaman mungkin memerlukan ruang yang lebih besar.

Potensi Vertical Farming di Masa Depan

Dengan sejumlah kekurangan yang ada, vertical farming tetap memiliki potensi besar. Terlebih dalam membantu mengatasi tantangan pangan global serta memperkuat ketahanannya di masa yang akan datang.

Selain itu, adanya teknologi yang semakin canggih, penurunan biaya produksi, serta peningkatan pengetahuan pertanian. Akan sangat berpengaruh dalam membawa metode ini menuju ke arah masa depan yang lebih berkelanjutan.

Sehingga metode vertical farming dapat menjadi pilihan menarik, dalam menjawab tuntutan populasi yang semakin meningkat. Dengan perkembangan dan pemahaman yang lebih optimal, pertanian vertikal berpotensi membawa perubahan positif bagi kondisi pangan di seluruh dunia.